Gunungpring, 11 Oktober 2025 – Mentari pagi belum sepenuhnya tuntas memamerkan sinarnya, namun semangat membara sudah menyelimuti 25 pahlawan tanpa tanda jasa di SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. Sabtu yang cerah ini menjadi saksi bisu bagi komitmen baja para ustadz dan ustadzah dalam mengukir masa depan pendidikan.

Seluruh dewan guru, yang merupakan ujung tombak peradaban di sekolah berakreditasi A ini, berkumpul dalam sebuah agenda penting, sebuah kegiatan untuk ‘menajamkan mata batin’ profesionalisme mereka. Pukul 09.45, Ruang Hamka disulap menjadi “Ruang Inspirasi”, kawah candradimuka tempat ide-ide brilian dilahirkan.

Bukan sekadar rapat biasa, kegiatan kali ini mengusung tajuk yang sarat makna: “Inquiri Kolaboratif”. Ini adalah “jalan ninja” baru yang ditempuh untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan pembelajaran yang lebih bermakna dan efektif. Targetnya jelas, para guru diimbau untuk ‘memoles’ kompetensi penalaran kritis dan kreativitas siswa hingga ke akar-akarnya, menjadikan proses belajar sebagai petualangan yang mendalam dan memicu rasa ingin tahu.

Untuk menularkan visi ini, sekolah menghadirkan seorang “arsitek ide” yang tak asing lagi di dunia pendidikan: Dr. Rasidi, M.Pd. Beliau merupakan Dosen senior dan pakar dari Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), yang memiliki rekam jejak mendalam dalam isu manajemen pendidikan, pengembangan kurikulum, dan ketahanan sekolah. Kehadiran beliau seolah “cahaya mercusuar” yang memberi arah dalam merancang strategi pembelajaran.

Dalam sesi yang penuh inspirasi, Dr. Rasidi, M.Pd., seolah meniupkan “sangkakala revolusi” pendidikan. Beliau menekankan bahwa ‘Inquiri Kolaboratif’ bukanlah sekadar metode, melainkan sebuah filosofi yang menantang para guru untuk bekerja sama—layaknya tim ahli yang merancang mahakarya—guna mengembangkan model ajar yang mampu membangkitkan “api kreativitas” yang terpendam dalam diri murid.

Kepala Sekolah, M. EFI NURUL UTAMI, S.Pd., seolah meniupkan “sangkakala revolusi” pendidikan dengan menggarisbawahi pentingnya inovasi dalam kelas. Dengan total 25 pengajar yang hadir tepat waktu, momentum ini menjadi energi kolektif. Mereka menyadari betul, bahwa di pundak merekalah tertitip amanah untuk melahirkan generasi yang tidak hanya cerdas buku, namun juga “kaya ide dan tajam nalar”.

Inquiri Kolaboratif: Sebuah strategi yang menantang para guru untuk bekerja sama, layaknya arsitek merancang sebuah mahakarya. Mereka didorong untuk saling berbagi, menguji, dan mengembangkan model pembelajaran yang mampu membangkitkan ‘api kreativitas’ yang seringkali terpendam dalam diri para murid. Tujuannya adalah menciptakan ekosistem pendidikan yang dinamis, di mana setiap pertanyaan adalah “kunci emas” menuju pemahaman yang otentik.

Langkah strategis ini adalah bukti nyata bahwa SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring tidak pernah berpuas diri di zona nyaman. Mereka terus bergerak, berinovasi, dan menjadikan peningkatan kualitas diri sebagai “nadi utama” pergerakan sekolah. Dengan semangat yang tak pernah padam, para ustadz dan ustadzah ini siap menyambut tantangan zaman, memastikan setiap siswa menjadi bintang di bidangnya masing-masing.