SMP MPlus Gunungpring

Rabu,26 Juli 2023. SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring mengadakan kegiatan Dolanan Tradisional di lingkungan sekitar sekolah. Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh warga sekolah baik itu guru, siswa, staff, dan karyawan SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring. SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring atau biasa dikenal dengan MPlus ini mengusung tema yang sangat menarik bagi khalayak, “Letakkan Gadgedmu, Mari Dolanan Bersamaku”. Tema tersebut menyadarkan kita untuk selalu melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Salah satunya dengan bermain atau dolanan tradisional.

Bicara soal permainan, mengingat bahwa generasi muda sekarang dikenal zaman digital native, yang semua serba digital sehingga dolanan atau permainan tradisional sudah mulai ditinggalkan. Mereka lebih asik dengan game online daripada bermain bersama secara langsung. Padahal dengan bermain atau dolanan tradisional dapat meningkatkan kreativitas anak, mengembangkan kecerdasan sosial anak, emosional anak, anak-anak bisa saling mengeksplorasi dan mengenal lingkungan alam, melatih empati, ketangkasan, dan segudang manfaat yang lainnya. Permainan tradisional yang diantaranya lompat karet, Congklak, dam-daman, jamuran, ular naga, enggrang, bentengan, dan lain sebagainya.

“Tujuan diadakan kegiatan ini sebenarnya merupakan serangkaian kegiatan dari P5 yang bertemakan Kearifan Lokal: Rute Recreation“, ungkap Ustzah Choco selaku guru BK di MPlus. Beliau juga mengatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk melestarikan kembali budaya yang di Indonesia melalui permainan tradisional. Anak-anak bisa mengenal lagi permainan tradisional yang mulai ditinggalkan dan beralih ke game online. “Ya semoga dari permainan tradisional yang sudah dilakukan mampu mengembangkan nilai/karakter dari setiap permainan dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari”, tegas Ustazah Choco.

Tidak bisa dipungkuri bahwa dunia semakin hari semakin tidak baik-baik saja. Salah satunya hilangnya rasa kebersamaan bagi umat manusia. Mereka lebih mengedepankan gaya atau style zaman sekarang dan melupakan budaya sendiri. Akan tetapi sepenuhnya bukan salah mereka, bukan salah zamannya juga. Ya, kita sebagai orang tua yang menjadi panutan terbesar. Mengapa? karena kitalah yang akan mengajarkan mereka. Tentunya mengajarkan hal yang baik dan positif bagi kehidupan mereka kelak. Ada nasihat yang harus diingat oleh orangtua, didiklah anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu (Ali bin Abi Thalib R.A). Semoga kita sebagai orang yang paham dengan keadaan dan perkembangan era sekarang bisa menebarkan kebaikan bagi anak, cucu, dan penerus-penerus kita nantinya.

IIF