SMP MPlus Gunungpring

Permainan dan anak-anak adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Layaknya dua sisi mata, keduanya saling bergantungan. Permainan selalu merujuk pada anak-anak, meskipun tidak menutup kemungkinan juga dimainkan oleh orang dewasa tetapi praktiknya, dunia bermain dikenal dengan dunianya
anak-anak. Atas dasar itu, permainan, dalam berbagai wacana atau kajian selalu ditautkan dengan anak-anak.

Permainan bagi anak-anak tidak sekadar untuk melepas penat atau menghabiskan waktu sebagaiamana sering dikemukakan oleh orang dewasa ketika memainkan permainan tertentu. Ada banyak keuntungan yang bisa didapat oleh seorang anak dalam setiap permainan.

Permainan tradisional bukan merupakan sesuatu yang terberi dari Tuhan. Kekayaan budaya ini muncul karena dibutuhkan. Dengan demikian, sudah dapat dipastikan ini bernilai bagi kehidupan masyarakat pemiliknya. Bukti bahwa suatu kebudayaan termasuk permainan tradisional memiliki nilai bagi pemiliknya
adalah soal keragaman. Logikanya, permainan tradisional berguna bagi remaja. Jika tidak demikian, mungkin tidak ada keragaman kebudayaan di dunia karena semua jenis kebudayaan sama.

Nilai yang dapat diajarkan de anak-anak melalui permainan tradisional yaitu kejujuran, tanggung jawab, kerjasama, sprotivitas, kesabaran, dan masih banyak lagi. Semua permainan tradisional di dunia ini, termasuk di Indonesia pasti memiliki nilai.

Lalu pertanyaannya bagaimana peran nilai dapat mempertahankan permainan tradisional itu agar terus hidup atau bertahan di kalangan remaja? Pertanyaan ini mengasumsikan nilai sebagai nyawa atau inti dari sebuah permainan. Asumsi ini dikemukan dengan mempertimbangkan argumentasi bahwa setiap permainan lahir dan tumbuh karena dibutuhkan. Dengan demikian, jika realitas permainan tradisional mulai lemah dan bahkan sudah punah, barangkali yang terjadi sudah sebaliknya, permainan tradisional tidak lagi dibutuhkan.

Lalu apa sih yang menyebabkan permainan tradisional itu lemah dikalangan remaja?
Faktor yang terdapat pada orang tua karena tidak memahami nilai yang terkandung di dalam permainan tradisional. Implikasinya, tidak ada upaya dari orang tua untuk menginternalisasikan nilai-nilai itu kepada anak-anak melalui permainan tradisional. Kedua, kurangnya pemahaman terhadap permainan tradisional menjadikan orang tua tidak menstimulus anak-anak dalam masa perkembangan otaknya.

Salah satu faktor yang sangat jelas terbaca adalah soal teknologi. Pada satu sisi, perkembangan teknologi memajukan kualitas akses masyarakat dan memudahkan segala urusan kehidupan, tetapi pada sisi lain, teknologi juga sangat mengancam hal-hal yang dianggap tradisional. Permainan tradisional adalah salah satu yang menjadi akibat dari perkembangan teknologi. Melalui teknologi, banyak orang menciptakan banyak permainan yang berbasis digital. Permainan ini, dalam kehadirannnya, ternyata tidak sekadar memberi kesempatan bagi anak-anak untuk mendapatkan permainan baru, tetapi juga sekaligus menekan permainan lama (tradisional). Anak-anak dan orang tua menganggap permainan tradisional adalah sesuatu yang sudah ketinggalan zaman. Frasa “ketinggalan zaman” selalu diasosiasikan sebagai sesuatu yang harus ditinggalkan karena tidak sesuai dengan perkembangan zaman.

Permainan tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan perkembangan jaman, sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga membantu meningkatkan daya otak. Berbeda dengan permainan anak jaman sekarang yang hanya duduk diam memainkan permainan dalam layar monitor dan sebagainya. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional. Namun sayangnya seiring kemajuan zaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar. Menguatnya arus globalisasi di Indonesia yang membawa pola kehidupan dan hiburan baru, mau tidak mau, memberikan dampak tertentu terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat. Termasuk didalamnya berbagai macam permainan tradisional anak.

Maka dari itu SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring mengindahkan kembali eksistensi atau keberadaan dari permainan tradisonal di Indonesia. Kata mengindahkan menurut KBBI, berarti memedulikan; memerhatikan; meresapkan ke dalam hati. Sehingga sebagai remaja di zaman sekarang kita seharusnya tetap peduli dan melestarikan permainan tradisional. Karena sekarang, eksistensi atau keberadaan permainan tradisional sudah mulai terlupakan. Tugas bersama antara sekolah dan orangtua demi mendidik putra-putri bangsa. Karena remaja kitalah yang akan menjadi penerus bangsa ini.

Melalui P5 Kearifan Lokal yang bertemakan dolanan tradisonal diharapkan anak-anak tetap mengenal, memedulikan keberadaan permainan tradisional yang sudah mulai tergores oleh perubahan zaman.

Muntilan, 27 September 2023

IIF